OPERA BATAK – Borua Nadi Duru ni Tao (pementasan di Jakarta)

Sinopsis:
Sebuah danau seperti Danau Toba yang ada di Sumatera Utara merupakan sumber air utama ke sekelilingnya dan pertanian yang dilalui aliran sungainya. Air danau menjadi air minum yang dijaga dengan upacara dan para perempuan. Mereka sangat dekat ke danau setiap hari. Jika danau semakin mengalami gejala pengrusakan maka para perempuan dan ibu-ibulah yang segera merintih. Rintihan itu akan terdengar sebagai pesan agar orang dapat mengetahui kenapa ada danau itu. Danau itu dapat saja dikisahkan oleh seorang narator. Konon Danau Toba terjadi karena pengingkaran sebuah janji dalam kisah legenda. Seorang bernama Samosir pernah ingkar janji kepada istrinya, sebagai penjelmaan seekor ikan, karena kerakusan anaknya bernama Toba. Kemarahan akan pengingkaran janji itu menimbulkan bencana dan hamparan sebuah danau yang indah. Keindahan itu kemudian dipesankan agar dijaga dan dipelihara. Narator dapat saja mengaitkan kisahnya dengan sebuah ilmu, yakni asal-usul danau itu karena supervulkano. Yah, Danau Toba terbentuk karena adanya supervulkano puluhan ribu tahun lalu dengan beberapa kali letusannya. Keindahan itu sama dipuji berdasarkan legenda dan keilmuan. Namun pencemaran air dan lingkungan di sekitarnya lebih dekat kepada para perempuan atau ibu-ibu yang mengingat simbolik danau itu merupakan penjelmaan seorang perempuan, putri kahyangan.
